Anggota kelompok: Brooklyn/4, Efeny/9, Valerine/12, Ethan/13, Marvell/22, Christy/31

WKRI atau Wanita Katolik Republik Indonesia merupakan sebuah organisasi masyarakat yang beranggotakan warga Indonesia khususnya wanita yang beragama Katolik. Organisasi ini didirikan pada 26 Juni 1924 di Yogyakarta, dengan tujuan meningkatkan peran serta wanita Katolik dalam kehidupan Gereja, masyarakat, dan negara. WKRI berfokus pada pemberdayaan perempuan, keadilan sosial, kesetaraan gender, serta pengembangan nilai-nilai kekeluargaan dan moral Kristiani. Kegiatan organisasi ini mencakup bidang sosial, pendidikan, kehidupan rohani, dan ekonomi, seperti memberikan bantuan kemanusiaan, penyuluhan, pelatihan keterampilan, serta mendukung UMKM. WKRI memiliki struktur organisasi dari tingkat pusat hingga paroki dan terus aktif memperjuangkan hak serta martabat perempuan Katolik di Indonesia.
Dalam sejarah WKRI, terdapat kisah perjuangan tokoh perempuan Indonesia bernama R.A Maria Soelastri yang patut dikenang sebagai tokoh yang memiliki dedikasi luar biasa dalam pendidikan, pengabdian sosial, dan perjuangan hak-hak perempuan. R. Maria Soelastri merupakan tokoh yang bergerak di balik terbentuknya organisasi Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI)
Siapakah R.A Maria Soelastri?

R.A Maria Soelastri adalah seorang perempuan Katolik Jawa yang hidup pada masa peralihan dari era kolonial ke kemerdekaan. Ia dikenal sebagai pendidik, penulis, dan tokoh pergerakan perempuan. Sebagai perempuan pribumi yang mendapatkan pendidikan tinggi pada zamannya, R.A Maria Soelastri aktif menulis buku pelajaran dan majalah yang mendorong pendidikan bagi perempuan, terutama dalam konteks keluarga dan peran ibu.
WKRI (Wanita Katolik Republik Indonesia)
Didirikan pada 26 Juni 1924, WKRI adalah organisasi kemasyarakatan Katolik yang beranggotakan perempuan-perempuan Katolik Indonesia. WKRI lahir dari semangat zaman kebangkitan nasional, dan secara konsisten berjuang dalam bidang sosial, pendidikan, pemberdayaan perempuan, serta keterlibatan aktif dalam kehidupan Gereja dan masyarakat.
WKRI memiliki moto “Pro Deo et Patria” yang memiliki “Demi Tuhan dan Tanah Air ” yang mencerminkan semangat pengabdian ganda: kepada iman Katolik dan kepada bangsa Indonesia.
Hubungan antara R.A Maria Soelastri dan WKRI (Wanita Katolik Republik Indonesia)
Meski secara historis tidak tercatat secara eksplisit sebagai pendiri WKRI, R.A Maria Soelastri sering dianggap sebagai sosok inspiratif dan pendorong semangat yang mendasari terbentuknya WKRI. Pandangan dan usahanya mengenai pendidikan perempuan, khususnya perempuan Katolik, sangat sejalan dengan misi dasar WKRI.
Berbagai jenis keterkaitan antara R.A Maria Soelastri dan WKRI dapat diamati dari:
- Inspirasi prinsip dan pandangan
WKRI mengedepankan nilai-nilai pendidikan, pemberdayaan perempuan, dan keterlibatan aktif perempuan dalam aspek sosial serta kehidupan gereja. Nilai-nilai ini telah diperjuangkan sebelumnya oleh R.A Maria Soelastri, khususnya lewat karyanya yang mendorong perempuan menjadi ibu rumah tangga yang berpendidikan dan berkontribusi dalam masyarakat.
2. Pelopor semangat emansipasi Katolik
Pada era R.A Maria Soelastri, perempuan Katolik jarang berbicara di ruang publik. Ia menjadi lambang awal perjuangan perempuan Katolik dalam emansipasi sambil tetap memegang nilai-nilai iman dan budaya. Semangat ini selanjutnya menjadi inti dari WKRI dalam melaksanakan berbagai karyanya.
3. Sumber Teladan dalam Karya Sosial
Dalam aktivitas WKRI, pendidikan dan pelayanan sosial merupakan area utama. Figur R.A Maria Soelastri menjadi contoh teladan yang menggambarkan bahwa pelayanan kepada orang lain merupakan wujud nyata dari iman Katolik, khususnya dalam perannya sebagai ibu dan pendidik.
Ikatan antara WKRI dan R.A Maria Soelastri bukan hanya sekadar hubungan sejarah, tetapi lebih kepada keterikatan nilai dan semangat perjuangan. R.A Maria Soelastri merupakan lambang bagi perempuan Katolik di Indonesia yang dapat menyatukan iman, kecerdasan, dan pengabdian sosial dalam satu kesatuan. Semangatnya tetap menginspirasi dalam karya-karya WKRI sampai sekarang.
Dengan mengenang figure R.A Maria Soelastri, WKRI diingatkan kembali akan urgensi memperjuangkan hak-hak perempuan, memperkuat posisi keluarga, serta menciptakan masyarakat yang adil dan beradab — demi Tuhan dan Tanah Air.